Ruminansi berasal dari kata ruminansi; adalah proses pengunyahan kembali bahan makanan dari dalam lambung ke dalam mulut ternak ruminansia. Mulai dari perbedaan kata, bisa dibedakan bahwa ruminansia melakukan proses ruminansi sedangkan non-ruminansia tidak melakukan ruminansi.
Sekarang, kita masuk ke pengertian yang sering disampaikan oleh dosen saya sendiri, bahwa
Ternak ruminansia merupakan ternak yang dapat memuntahkan pakan dari lambung ke mulut untuk dikunyah kembali (dibaca: regurgitasi). Selain itu, ternak ruminansia juga merupakan ternak yang memiliki sistem pencernaan yang sempurna. Karena makanan utama dari ternak ruminansia adalah pakan yang berserat kasar tinggi (sulit untuk dicerna) dapat dicerna dengan baik, contohnya rumput. Ruminansia juga termasuk dalam golongan hewan poligastrik, karena memiliki lambung jamak (banyak), yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum.
Ternak non-ruminansia merupakan ternak yang tidak bisa memuntahkan kembali pakan yang sudah berada didalam lambung untuk dikunyah kembali. Selain itu, ternak non-ruminansia juga tergolong pada ternak monogastrik, yaitu ternak yang memiliki lambung tunggal. Dimana, sistem perncernaannya tidak sempurna dibandingkan dengan ternak ruminansia. Misalnya kotoran kelinci, kelinci dapat memakan kembali kotorannya yang sudah dikeluarkan melalui anus.
Kenapa bisa demikian? Karena dalam dikotoran kelinci masih terdapat zat makanan yang belum tercerna kedalam tubuhnya secara sempurna, akibat dari proses pencernaan yang tidak sebaik dari ternak ruminansia.
Sobat, mungkin ada yang ingin bertanya, sistem pencernaan pada unggas termasuk kedalam ternak non-ruminansia atau ruminansia?
Unggas termasuk kedalam ternak non-ruminansia, namun struktur pencernaannya berbeda dengan ternak non-ruminansia lainnya. Seperti pencernaan mekanik pada unggas terjadi di dalam empedal. Hal ini berbeda dengan ternak non-ruminansia yang lain; terjadi pada mulut. Unggas tidak memiliki gigi untuk mengunyah pakan, tetapi empedal unggas memiliki batu kecil (pasir) yang ikut termakan oleh unggas. Karena adanya pasir itulah yang membantu otot empedal dalam proses pencernaan mekanik.
Unggas termasuk kedalam ternak non-ruminansia, namun struktur pencernaannya berbeda dengan ternak non-ruminansia lainnya. Seperti pencernaan mekanik pada unggas terjadi di dalam empedal. Hal ini berbeda dengan ternak non-ruminansia yang lain; terjadi pada mulut. Unggas tidak memiliki gigi untuk mengunyah pakan, tetapi empedal unggas memiliki batu kecil (pasir) yang ikut termakan oleh unggas. Karena adanya pasir itulah yang membantu otot empedal dalam proses pencernaan mekanik.
Sobat, sekian dulu tentang sistem pencernaan ruminansia dan non-ruminansia. Jika ada sobat yang ingin menambahkan, silakan melalui komentar dibawah ini. Saya memakai sumber dari catatan kuliah, Walaupun hanya secuil ilmu, tetapi dapat bermanfaat untuk kita semua.