Hai Sobat Bocang. Kali ini Bocang akan berbagi cara dalam menghitung kebutuhan energi Sapi Perah. Sobat udah pada tahukan perbedaan sapi potong dengan sapi perah, begitupun dengan produksinya dan bahkan manajemennya juga. Kalau udah tahu mungkin bisa di ulang kembali ya sobat. Karena ilmu itu jika diulang secara terus menerus akan menjadi lebih baik lagi.
Sobat Bocang. Kebutuhan energi pada sapi perah sangat perlu diketahui oleh peternak kita. Karena dalam menjaga produksi susu tetap tinggi atau yang akan mencapai produksi susu tetap tinggi, peternak harus menyajikan energi yang dibutuhkan sapinya. Hal ini yang banyak menjadi kendala peternak dalam mencapai produksi susu yang tinggi dan juga menjaga produksinya.
Bagi Sapi perah kebutuhan energi ini, berfungsi dalam mencukupi kebutuhan akan hidup pokok, produksi, dan reproduksi. Sebat kebutuhan hidup pokok sapi perah ini untuk perawatan loooh, heheh. Sobat pernah perawatan nggak, atau nggak pernah sama sekali, heheh. Kehidupan energi hidup pokok yaitu untuk perawatan jaringan tubuh yang berlangsung secara permanen, untuk sapi muda yaitu perawatan dalam pertumbuhan. Sedangkan untuk reproduksi yaitu saat sapi bunting, kebutuha energi membantu dalam membentuk jaringan fetus dalam uterus.
Dilihat dari fungsi energi bagi sapi perah sangat harus dipenuhi. Begitupun saat sapi perah pertama kali bunting, ia memerlukan energi yang lebih banyak dari sapi yang bunting sudah berkali-kali. Karena saat pertama kali kebuntinga sapi perah masih dalam pertumbuhan yang belum selesai, reproduksi, untuk persiapan laktasi, dan juga untuk hidup pokoknya. Sehingga energi yang dibutuhkan ditambahkan 20% dan pada kebuntingan kedua 10%. Hal ini untuk menjaga produksi, preawatan, reproduksi, dan kelangsungan hidupnya.
Sobat. Tahu nggak sih pemakaian nama dalam satuan energi? Yang nggak tahu kalau bisa angkat tangan aja dehh. Kalau yang sudah tahu selamat deh, anda beruntung dalam mendapatkan ilmu dengan baik. Hehehe. Biar saya beri tahu aja ya sobat, pemakaian nama energi yaitu TDN (Total Digestable Nutrient), DE (Digestable Energy), ME (Metabolizable Energy), dan NE (Netto Energy).
Baiklah sobat, untuk menghitung kebutuhan energi Sapi Laktasi, maka perlu diketahui standarnya terlebih dahulu. Saya ngambil standarnya dari buku NRC 1998 dan 2001 dari dosen saya.
Diketahui sapi perah dengan bobot badan 400 kg dengan kebutuhan TDN-nya 6,44, BK 10,14, Fat 4,5, dan PK 0,32.
Persentase TDN dalam BK = kebutuhan TDN / kebutuhan BK x 100% = 6,44 / 10,14 x 100% = 63%
Kedua
Sapi perah dengan bobot badan 400 kg. Kandungan lemak (4%) setiap produksi berbeda-beda; produksi 10kg kandungan lemak 2,7;produksi susu 15kg kandungan lemak 3,2;produksi susu 20kg kandungan lemak 3,6. Kita ingin mencari berapa banyak yang dibutuhkan dalam pemberian hijauan dan konsentrat sapi perah agar produksinya tetap tinggi.
Persentase pakan dalam mencapai lemak susu yang maksimal yaitu:
Berapa BK lemak dalam 400 kg BB sapi = 2,7 / 100 x 400 = 10,8 kg
Kadar lemak yang dibutuhkan di pada pakan dengan perbandingan hijauan 60 : kosentrat 40
BK hijauan = 60 / 100 x 10,8 = 6,48 kg
Hijauan segar. Dimana dalam hijauan mengandung BK 20%. Jadi Hijauan segar yang dibutuhkan = 100 / 20 x 6,48 = 32,8 kg
BK Kosentrat = 40 / 100 x 10,8 = 4,32 kg
Kosentrat. Dimana konsentrat mengandung BK 90%. Jadi kosentrat yang dibutuhkan = 100 / 90 x 4,32 = 4,8 kg
Jadi, dalam pemberian pakan untuk mendapatkan kandungan lemak susu yang maksimal dari perbandingan 60 hijauan : 40 konsentrat maka pemberian hijauan sebesar 32,8 kg dan kosentrat sebesar 4,8 kg.
Sobat, udah ngerti atau belum. Hehehe. Kalau belum coba cari referensi lain juga ya, karena ilmu ada di mana-mana. Semoga dengan secuil pengetahuan yang saya bagikan dapat bermanfaat bagi kita semua.